Sabtu, 03 September 2016

Corat - Coret Si Analis Galau, Hidup Itu Di Syukuri Bukan Dicaci Maki

dok. Pribadi

Tulisan ini sedikit melenceng dari ruang lingkup laboratorium. Bagaimana seorang Analis (sekarang ATLM) bisa bertahan dari tekanan kerja yang sangat amat membuat Kamu seperti berada di ujung jurang dan tidak ada pilihan lain selain kamu harus terus berjalan kedepan. Nah, pernah ngga ngalamin hal seperti ini? 

Saya pernah mengalami seperti ini, pernah Saya mengeluarkan hasil yang harusnya diperiksa HbsAg malah yang dikeluarkannya itu pemeriksaan lain. Selain mendapatkan tekanan dari luar, gejolak pribadipun sangat tinggi, yah inilah kegalauan Saya ketika berhadapan dengan beberapa kasus seperti ini yang walaupun itu terjadi hanya satu kali.

ATLM itu memang bekerja dibalik layar, kalau di tempat Saya kerja, analis itu ngga ada yang sampling ke ruangan, ngga juga sampling untuk pasien Poli. Jadi yang melakukan sampling itu adalah petugas Medis lain seperti perawat atau bidan. Nah, setiap keputusan yang diambil oleh ATLM harus melewati kepala laboratorium dan di ACC oleh dokter SpPK.

Kisah ini terjadi sebelum urutan alur keluar hasil laboratorium itu terbentuk. Manusia memang ada sisi gelapnya, kefatalan dan kekkhilafan. Namun, Kita harus bisa segera mengatasinya dengan benar dan baik. Nah, bagaimana cara mengatasi kecemasan ini?

Pertama, Segera Konsultasikan dengan Kepala Lab atau partner Kerja Kamu. Bagaimana sebaiknya yang harus kamu lakukan, intinya jangan panik, kalau sudah panik bisa kacau semuanya.

Kedua, Konfirmasi Segera. Nah, bab ini yang paling menyeramkan. Kamu harus punya mental kuat dan baja berlapis - lapis. Kamu bisa di cap analis teledor, kalau analis galau itukan Saya hahaha. Kamu bisa saja akan dimarahi oleh petugas medis disana (yang sedang bicara sama kamu), atau lebih parahnya Kamu akan dimarahi sama dokter yang mengirimkan permintaan laboratorium itu. Atau lebih parahnya, kasus kamu dilaporkan ke pimpinan tertinggi di institusi Kamu jika si Pasien itu orang penting, duhhh serem banget kan :)

Ketiga, Berdo'a. Nah, doa ini sangat penting agar kasus kamu cukup dengan penjelasan kamu tadi. 

Oke, semoga artikel ini tidak bermanfaat sama sekali buat Kamu. Dan sangat amat malangnya Kamu tersesat di blog ini. :)

Imad al Badrawi
Indramayu, 03 September 2016
E mail : imadanalis@gmail.com